The The existence of Jaranan Gembong Bawono art in Sentang, Asahan Regency

  • Desy Wulan Pita Sari Damanik UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
Keywords: Existence, Jaranan Gembong Bawono, Popular Art

Abstract

Jaranan Gembong Bawono art is a traditional art that developed in Asahan Regency, North Sumatra. The Javanese tribe, which makes up the majority of the population in this district, influences the existence and occurrence of artistic activities. The times have influenced the existence of this traditional art in the Asahan Regency area. Jaranan art is a traditional art that always maintains ancestral values ​​and its main function. To maintain the existence of jaranan art, the Gembong Bawono Association made a change which ensures that this art still exists. This research aims to describe the existence of Jaranan Gembong Bawono art in Kisaran Timur District, Asahan Regency.

The approach used in this paper is the existential approach. Soren Kierkagaard divides human existence into three levels, each of which has distinctive characteristics, namely aesthetic existence, (2) ethical existence, (3) religious existence. To deepen the existence of jaranan art, the concept of sociological theory was borrowed. Data collection used interviews, observation and documentation by analyzing the existence of the Gembong Bawono jaranan in Kisaran Timur District, Asahan Regency using descriptive methods, which is qualitative research. The research uses ethnographic methods from James P. Spradley's book. Ethnography consists of research techniques, ethnographic theory, and various kinds of describing culture.

With this research, we can find out the existence of Jaranan Gembong Bawono among the people of Kisaran Timur District, Asahan Regency. Then so that it can be transmitted in written form by the next generation. The form of dance movements in this art is dynamic and strong, with the prominent addition of accompaniment which is very influential on the dance. These two components are processed into a unified whole.

References

Apriani, Farida Nur. (2018). “Makna Simbolis Ragam Gerak Tari Jathil Obyog Masal 95-Nan Dalam Kesenian Reyog Obyog Di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo”. Dalam Jurnal Pendidikan Seni Tari UNY. Vol 7,No 4.

Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensialisme. Jakarta: Rineka Cipta.

Damanik, Desy Wulan Pita Sari. 2021. Tor-tor Sombah: Proses Transmisi Tari Pada Masyarakat Simalungun. Banyumas: Amerta Media

_________________________. 2023. “Form of Presentation of Jaranan Buto Wargo Budoyo in Labuhan Sumbawa Village, Labuhan Badas District, Sumbawa Regency”. Dalam jurnal International Journal of Educational Research Excellence (IJERE). Vol.2 No.1. Hal.16-25.

_________________________. 2023. Gubang: Kesenian dan Identitas Kultural Masyarakat Asahan. Dalam jurnal AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya. Vol. 1 No 8.

Delyarahman, Putra. 2020. “Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Transmigran Etnis Jawa Di Nagari Sungai Kunyit Barat Kabupaten Solok Selatan (1986-2020). Dalam Jurnal Kronologi. Vol. 1 No. 1.

Dwi, Febri Cahyono. 2020. “Pergeseran Budaya Tari Adat Jaranan Buto Ke Arah Konsumsi Ekonomi Pariwisata Pada Tahun 1998 sampai 2015 di Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi”. Dalam jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya. Volume 9, No. 2.
Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Hadi, Y.Sumandiyo. 2014. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Cipta Media bekerjasama dengan ISI Yogyakarta.
________________. 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarata: BP ISI Yogyakarta.

Hadiwijoyono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Kanisius

Handoko, Agus Dwi, “Perkembangan Seni Tari Jaranan Buto di Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi tahun 1963-2007”, dalam avatara, e-Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 2, No 3, Oktober 2014.

Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

________________.2001. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Martin, Vincent, O. P, 2001, Filsafat Eksistensialisme Kieerkegaard Sartre Camus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Panjaitan, Ostina. 1992. Manusia sebagai eksistensi : menurut pandangan Soren A. Kierkegaard. Jakarta : Yayasan Sumber Agung.

Robby Hidajat. 2005. “Tari Jaranan : Sebuah Permasalahan Penelitian Seni Pertunjukan”. Dalam jurnal IMAJI Jurnal Seni dan Pendidikan Seni. Vol.3 No.2

Rahman, fathur, dkk. 2018. “Bentuk Penyajian Tari Jaranan Butho di Desa Danda Jaya Kabupaten Barito Kuala” dalam jurnal PELATARAN SENI (Volume 3, Nomor 1, Maret 2018).

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni Penciptaan Seni dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Bada Penerbit ISI Yogyakartan

Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Gadjah Mada University press.

Sumber Lisan
Suriyono, 68 Tahun. Penggagas kesenian Jaranan Gembong Bawono, Kelurahan Sentang, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan

Dea Rizki Pramudita, 21 tahun. Pelaku seni kesenian jaranan Gembong Bawono Kelurahan Sentang, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan

Sigit Bimo Bodro, 27 Tahun. Pelaku seni kesenian jaranan Gembong Bawono, Kelurahan Sentang, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan
Published
2024-07-10
How to Cite
Desy Wulan Pita Sari Damanik. (2024). The The existence of Jaranan Gembong Bawono art in Sentang, Asahan Regency. Pixel :Jurnal Ilmiah Komputer Grafis, 17(1), 81-95. https://doi.org/10.51903/pixel.v17i1.1954